Pada postingan berikut akan dijelaskan bagaimana
mencapai level teknik yang mematikan. Artinya dalam karate, satu serangan
maupun sekedar tangkisan saja, seharusnya sudah dapat melumpuhkan lawan. Itu
lah tujuan sesungguhnya dalam upaya menempa diri dalam latihan yang berat dan
berketerusan selama bertahun-tahun. Kita baru bisa disebut karateka sejati bila
sudah mampu menerapakan satu peluru untuk satu nyawa ini.
Dibawah ini hanyalah teknis dan petunjuk menjalani,
selebihnya tentu berpulang pada usaha karateka sendiri. Tentunya akan lebih
baik lagi apabila dibimbing oleh pelatih yang mengerti dengan teknik tersebut.
1. Katachi (Bentuk)
Bentuk (Katachi) yang benar adalah selalu
berhubungan erat dengan prinsip-prinsip dari ilmu fisika dan ilmu gerak. Syarat
utama dari teknik yang benar adalah memiliki keseimbangan yang baik, serta
stabilitas yang tinggi dari gerakan masing-masing bagian tubuh. Karena
gerakan-gerakan akan dilakukan dalam rangkaian yang cepat di dalam jangka waktu
yang singkat. Ini adalah suatu prinsip dasar dari sebuah teknik karate, karena
pukulan dan tendangan hal yang sangat penting dari seni bela diri karate.
Kebutuhan
akan keseimbangan yang baik dapat dilihat terutama sekali didalam menendang, di
mana tubuh itu adalah biasanya ditunjang oleh satu kaki. Untuk menahan efek
(tenaga balik) yang besar, ketika suatu pukulan didaratkan, stabilitas semua
sambungan di lengan dan tangan dan kaki serta bagian tubuh lainnya adalah hal
yang penting diperhatikan.
Dengan berubahnya situasi dan perubahan teknik yang dilakukan, pusat gravitasi berubah ke kanan, ke kiri, ke depan, atau belakang. Ini tidak bisa dilaksanakan kecuali jika syaraf dan otot-otot sungguh terlatih.
Dengan berubahnya situasi dan perubahan teknik yang dilakukan, pusat gravitasi berubah ke kanan, ke kiri, ke depan, atau belakang. Ini tidak bisa dilaksanakan kecuali jika syaraf dan otot-otot sungguh terlatih.
Berikutnya,
berdiri dengan satu kaki jangka waktu yang lama akan membuat kita mudah
diserang (terbuka), maka menyeimbangkan harus terus menerus dilakukan dari satu
kaki ke kaki lainya. Karateka harus siap menghindari dan membalas satu pukulan
dan siap untuk serangan yang berikutnya.
2. Kokyo (Pernafasan)
Pernafasan dikoordinasikan dalam pelaksanaan suatu teknik, secara rinci, menarik napas (menghirup) ketika menangkis, menghembuskan ketika memfokuskan (memusatkan) teknik ketika dilaksanakan, dan menarik napas lalu menghembuskan nya ketika teknik teknik yang berurutan dilaksanakan. Bernafas harus tidak seragam; ia akan berubah sesuai dengan perubahan situasi.
Ketika
menarik napas (mengisi paru-paru penuh denganoksigen), tetapi ketika
membuangnya (menghembuskan) udara tidak dibuang seluruhnya. Biarkan 20 persen
tetap didalam paru-paru. Membuang (menghembuskan) seluruh udara yang ada
didalam tubuh akan menyebabkan tubuh lemah sehingga kita tidak bisa menangkis,
bahkan suatu pukulan yang lemah, serta tidak akan mampu untuk melakukan gerakan
berikutnya.
3. Kime (Pemusatan/ Pemfokusan)
Tanpa nafas maka tidak akan ada kehidupan. Tanpa "Kime" Karate adalah tak bernyawa. Adalah penting bahwa karateka harus memahami bahwa semua teknik karate yang harus dilaksanakan dengan kime. Kime adalah memfokuskan/memusatkan energi mental, pernafasan dan puncak kekuatan secara fisik di dalam suatu titik yang diserang.
Karate bukanlah apa-apa tanpa semua unsur-unsur ini. Kunci dari kime adalah
pernafasan.
Setiap
aktivitas secara fisik memerlukan teknik bernafas yang benar, yang akan bekerja
dengan tubuh bukan melawannya. Geraman atau erangan tidak akan menghasilkan
apa-apa. Seorang karateka harus menggunakan teknik pernafasan dengan menggabungkannya
dengan kekuatan otot (tenaga) untuk menghasilkan daya ledak (kekuatan) yang
maksimum (menghasilkan kekuatan paling yang mungkin kuat).
Ada berbagai metoda-metoda tentang teknik pernafasan, tetapi metode dasar
untuk\ pemula-pemula adalah: 'Satu nafas satu teknik'. Pada waktu rileks
(teknik tidak dilakukan) tetapi kendalikan cara bernafas dengan membuang nafas
keluar melalui mulut yang terbuka sedikit, akhir pernafasan dan bersamaan
dengan akhir teknik menutup mulut secara cepat seperti seolah-olah kita
mengigit dan secara bersamaan mengeraskan otot perut, mengkontrasikan
(mengeraskan) otot-otot tubuh dan selanjutnya sebelum satu detik rilekskan otot
dan menghirup secara normal. Ketika mengeraskan otot perut, perut harus lurus
dan terangkat kedepan.
4. Kiai (Peledakan Energi/ Puncak Semangat)
Kiai itu adalah teriakan akhir suatu teknik yang berbarengan dengan pembuangan nafas sehingga pelaksanaan kime yang akan memaksimalkan kuasa gerakan. Kiai juga mempunyai pengaruh yang akan mengejutkan lawan dan membuat mereka tidak bisa membalas.
Konsep dari KI adalah di puncak dari semua seni beladiri dan filsafat (Jepang).
KI adalah roh dan energi beserta pertemuan nafas AI pada (suatu) saat dampak.
Melakukan
kiai adalah sangat penting. Kiai tidak sekedar suatu sorak atau suara
melengking dari kerongkongan. Jika kita menaruh tangan di perut ketika batuk
kita akan merasakan otot-otot perut kita berkontraksi (mengeras). Hal ini
sesungguhnya adalah awal dari kiai. Pertama-tama pahami prinsip-prinsip dan
bernafas - Kime seperti dijelaskan diatas - lalu mengabungkannya didalam kiai
yang dilakukan.
5. Power and Speed (Kekuatan dan Kecepatan)
Kekuatan dihimpun dari kecepatan. Kekuatan berotot saja tidak akan memungkinkan seseorang untuk ahli seni beladiri, atau di dalam setiap olahraga sebetulnya. Kekuatan kime (pemfokusan/ pemusatan tenaga) pada setiap teknik dasar karate berasal dari konsentrasi kekuatan yang maksimum pada saat waktu benturan (akhir suatu teknik), sangat tergantung dari kecepatan dari pukulan atau tendangan. Kecepatan dan kekuatan pukulan dari seorang karateka yang terlatih baik bisa mencapai tiga belas meter per detik dan menghasilkan kekuatan (tenaga setara dengan tujuh ratus kilogram).
Meskipun
kecepatan adalah penting, ia tidak bisa efektif tanpa kendali. Kecepatan dan
kekuatan dihasilkan dari pemanfaatan kekuatan dan reaksi. Untuk tujuan ini,
satu pengetahuan (pemahaman) dinamika gerak dan penerapannya adalah sangat
penting.
6. Concentration and Relaxation of Power (Konsentrasi dan Rileksasi Tenaga)
Tenaga maksimum adalah konsentrasi kekuatan semua bagian-bagian dari tubuh di target, tidak hanya mengeraskan lengan dan kaki-kaki. Dengan kata lain, adalah penting mengurangi pengunaan tenaga yang tidak perlu ketika melaksanakan suatu teknik, yang akan menghasilkan tenaga yang maksimal ketika diperlukan. Pada dasarnya, kekuatan tenaga dimulai pada saat kosong (nol), dan pada puncaknya (akhir suatu teknik) menjadi seratus persen (ketika berbenturan dengan sasaran), dan secepatnya kembali kosong (nol).
Merilekskan
tenaga bukan berarti mengurangi kewaspadaan. Karateka harus selalu waspada dan
bersiap untuk gerakan berikutnya.
7. Strengthening of Muscular Power (Memperkuat Kekuatan Otot)
Pemahaman (pengetahuan) terhadap teori dan prinsip-prinsip dasar karate, tanpa otot-otot yang kuat, terlatih baik dan elastis (lentur) untuk melakukan suatu teknik adalah hal yang sia-sia. Memperkuat otot-otot memerlukan pelatihan rutin.
Pengetahuan
teori dan prinsip tanpa kekuatan, latihan yang benar, kelenturan otot untuk melakukan
suatu teknik adalah sia-sia (tidak efektif). Adalah sangat penting untuk
mengetahui otot yang digunakan dalam melakukan suatu teknik, melatih otot
secara khusus (otot yang spesifik), sangat efektif untuk memperbaiki teknik.
Dan sebaliknya, semakin sedikit otot-otot yang tak perlu yang digunakan,
semakin sedikit hilangnya energi. Otot yang bekerja secara penuh dan harmonis
akan menghasilkan teknik-teknik efektif dan kuat.
Irama dan waktu
Didalam
setiap cabang olahraga, kemampuan puncak dari seorang atlit adalah sangat
berirama. Hal ini juga berlaku di karate. Irama dan waktu suatu teknik seperti
ritme (beat) di dalam musik. Tiga
faktor pokok adalah pengunaan tenaga yang benar, kelancaran (kecepatan) gerak
atau perlambatan gerak ketika melaksanakan teknik serta melenturkan dan
mengkontraksikan (mengeraskan) otot.
Kemampuan
puncak dari seorang atlit bukanlah hanya bertenaga tetapi juga sangat berirama
dan indah.Mengetahui suatu perasaan (pengertian dari irama dan pemilihan waktu)
adalah satu cara yang sempurna untuk mendapat kemajuan di dalam seni karate.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar